Jumat, 21 Februari 2014

Rindu Kamu

Apakah yang begitu muluk dari sebuah kehadiran?
Karena kau berkilah layaknya aku meminta seribu candi dalam satu malam
Adakah penantian yang tak kunjung datang?
Karena aku menunggumu bagai matahari ingin bertemu bintang
Tidak penting siapa lebih mencintai siapa dan untuk berapa lama
Cintaku adalah untaian air mata peluh dan ketulusan
Untuk merangkai jutaan kerikil menjadi perhiasan
Cintamu adalah jalinan ego dan hati nan lembut
Membingkai asmara dalam selaput kasih
Terlalu lama kita hidup menjadi bayang-bayang satu sama lain
Sehingga rajutan kasih yang dulu hangat kini terasa dingin
Kau hanya hadir sekelebat bagai bintang jatuh
Yang cemerlang sesaat lalu hilang tak tersentuh
Tapi aku ada masih ada dan selalu ada
Rasakan aku yang bergerak bersama angin untuk memelukmu
Hanya untuk sebait rindu
Tanpa kata-kata
Kungkap sbuah rasa pada senja yg berkabut duka
Ku lukis warna pada sang awan yg kelabu
Ku titipkan segenggam rindu pada sang angin yg membelai lembut di wajah gerimismu
Lalu
Ku Torehkan sebait kata pada sbuah buku yg kau beri padaku
Bahwa
Aku merindukan mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar